Landasan Historis BK


Landasan Historis Bimbingan dan Koseling

Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia melalui sejarah. Sejarah tentang “developing one’s potential”  (pengembangan potensi individu) dapat ditelusuri dari masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan tentang upaya-upaya untuk mengembangkan dan memperkuat individu melalui pendidikan, sehingga mereka dapat mengisi peranannya  di masyarakat. Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat distimulasi dan dibimbing kearah tujuan yang berguna, bermanfaat atau menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat.

Tokoh-tokoh bimbingan konseling pada masa Yunani Kuno hingga abad 18

Ø  Plato => konselor Yunani Kuno.
Perhatian yang begitu besar terhadap pemahaman psikologis individu, seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat, dan teologis. dia juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah :
1.      Bagaimana membangun pribadi manusia yang baik melalui asuhan atau pendidikan formal
2.      Bagaimana caranya supaya anak dapat berfikir lebih efektif
3.      Teknik apa yang telah berhasil mempengaruhi manusia dalam kemampuannya mengambil keputusan dan mengembangkan keyakinannya.

Ø  Aristoteles => Konselor kedua Yunani Kuno (Murid Plato)
Salah satu sumbangan pemikirannya adalah studi tentang interaksi individu dengan lingkungannya dan yang lainnya, serta upaya mengembangkan fungsi-fungsi individu secara optimal.
Ø  Hippocrates
Gangguan mental (mental disorder) yang diderita individu disebabkan factor alam.
Ø  Luis Vives => filsuf dan pendidik
Suatu kebutuhan untuk membimbing individu yang sesuai dengan sikap dan bakatnya
Ø  Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Perkembangan individu dapat berlangsung dengan baik, apabila dia bebas untuk mengembangkan dorongan dorongan alamiahnya, dan dia diberi kebebasan untuk untuk belajar dan belajar melalui berbuat
Ø  Johan Pestalozzi (1746-1827)
Masyaraat itu dapat direformasi, apabila setiap warga masyarakat tersebut dapat menolong perkembangan dirinya sendiri (to help himself develop).

Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika

Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor di sekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru, seperti dalam memberikan layanan informasi, layanan bimbingan pribadi, social, karir dan akademik.
Para ahli yang mengembangkan program bimbingan di Amerika, seperti :
Jesse B. Davis ; 1898, seorang konselor sekolah di Detroit memulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907, dia diangkat menjadi kepala SMA Grand Rapids, Michigan. Dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut. Tujuan dari program bimbingan disini adalah untuk membantu siswa agar mampu a). mengembangkan karakternya yang baik sebagai asset yang sangat penting bagi setiap siswa dalam rangka merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia kerja. b).  mencegah dirinya dari perilaku bermasalah c). menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum.
Eli Weaper ; 1906, menerbitkan booklet tentang “memilih suatu karir”. Membentuk Komite guru pembimbing di setiap sekolah di New York.
Frank Parson, yang dikenal sebagai “father of guidance movement in American Education”. Mendirikan biro pekerjaan (Vocational Bureau) pada tahun 1908 di Boston, massachussets, tujuannya membantu para pemuda untuk memilh karir yang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiah dan melatih para guru untuk memberikan pelayanan sebagai konselor vokasional.  Pada tahun 1909 dia menerbitkan buku Choosing a vocation yang membahas tentang peranan konselor dan teknik-teknik konseling Vokasional.
E.G. Williamson, Pada akhir tahun 1930 dan awal tahun 1940 menulis buku How to Counsel Students : A manual  of Techniques for Clinical Counselors. Model  bimbingan sekolah yang dikembangkan oleh Williamson terkenal dengan nama Trait and factor (directive) guidance . dalam ini para konselor menggunakan informasi untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya.
Carl R. Rogers  mengembangkan teori konseling  client-centered, yang tidak terfokus kepada masalah, tetapi sangat mementingkan hubungan antara konselor dengan kliennya. Teori konseling rogers ini terangkum dalam dau bukunya, Counseling and Psychotherapy (1942) dan Client –Centered Therapy(1951)
Pada tahun 1950 terjadi peristiwa Sputnik I Uni Soviet. Peristiwa ini sangat mencemaskan warga Amerika Serikat. Untuk merespon protes warga masyarakat, pada bulan September tahun 1958 Kongres menyusun undang-undang, termasuk undang-undang pertahanan pendidikan nasional (National Defense Education act). Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk meluncurkan dana bagi pendidikan, seperti untuk pelatihan para konselor SLTP dan SLTA, dan mengembangkan program testing, program konseling sekolah, dan program bimbingan lainnya. Peristiwa ini merupakan land mark( Peristiwa penting) dalam dunia pendidikan di Amerika, termasuk gerakan bimbingan dan konseling.
Perkembangan program bimbingan dan konseling di sekolah dipengaruhi oleh munculnya berbagai organisasi professional dalam bidang konseling, seperti American Counseling Association(ACA), American School Counselor Association (ASCA), dan Association of Counselor Education and Supervision (ACES).
Bradley (John J. Pietrofesaet.al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga tahapan tentang sejarah bimbingan menurut stiller, yaitu: 1. Vocational Exploration, yaitu tahapan yang menekankan tentang analisis individual dan pasaran kerja. 2. Meeting Individual Needs, yaitu tahapan yang menekankan kepada upaya membantu individu agar memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya. 3. Transisional Professionalism, yaitu tahapan memfokuskan perhatiannya kepada upaya profesionalisasi konselor. 4. Situational Diagnosis, pada thapan ini, ada penekanan yang lebih kepada analisis  lingkungan dalam proses bimbingan.

Perkembangan Layanan Bimbingan di Indonesia

Periode I : Prawacana

Layanan Bimbingan Konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak tahun 1962. Terutama oleh para pendidiknyang pernah mempelajarinya diuar negeri. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan system pendidikan di SMA, yaitu terjadinya perubahan nama menjadi SMA gaya baru dan berubahnya waktu penjurusan. Dalam rencana pelajaran SMA gaya baru, diantaranya ditegaskan sebagai berikut:
1.      Dikelas 1 setiap pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya dengan menjalani segala macam mata pelajaran yang ada di SMA
2.      Dengan mempergunakan peraturan kenaikan kelas dan bahan-bahan catatan dalam kartu pribadi  setiap murid, para pelajar disalurkan ke kelas II kelompok khusus : Budaya, Sosial, Pasti dan Pengetahuan Alam.
3.      Untuk kepentingan tersebut, maka pengisian kartu pribadi murid harus dilakukan seteliti telitinya.

Periode II : Pengenalan

didirikan jurusan bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri. Salah satu yang membuka jurusan Bimbingan  dan penyuluhan adalah IKIP Bandung (UPI), yaitu pada tahun 1963. Pembukaan Jurusan ini menandai dimulainya Periode kedua yang secara tidak langsung memperkenalkan pelayanan BP kepada masyarakat akademik,  dan pendidik.
Diperkenalkannya gagasan sekolah pembangunan pada tahun 1970/1971, peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Usaha mewujudkan sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan, yang diberi nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PSPP).  PSPP ini diujucobakan di delapan IKIP. Badan pengembangan pendidikan melalui lokakarya-lokakarya telah berhasil menyusun dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1.      Pola dasar rencana dan pengembangan Program bimbingan dan penyuluhan melalui proyek-proyek perintis sekolah pembangunan
2.      Pedoman operasional pelayanan bimbingan pada proyek-proyek perintis sekolah pembangunan.

Periode III : pemasyarakatan

Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975, yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan sekolah. 
Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang.
Beberapa upaya yang dilakukan adalah penyempurnaan  Kurikulum, dari kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984 telah dimasukkan bimbingan karir didalamnya.
Untuk memantapkan bimbingan dilanjutkan dengan diberlakukannya UU no. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa : “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan , pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan dating.” Kemudian diperkuat dengan PP No. 28 Bab X pasal 25/1990 dan PP No.29 Bab X Pasal 27/1990 yang menyatakan bahwa “ bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
Pada periode ini muncul beberapa permasalahan, seperti 1.berkembangnya pemahaman yang keliru, yaitu mengidentikkan bimbingan karir (BK) dengan bimbingan penyuluhan (BP), sehiingga muncul istilah BP/BK 2. Kerancuan dalam mengimplementasikan SK Menpan No. 26/Menpan/1989 terhadap penyelenggaraan layanan bimbingan disekolah. dalam SK tersebut terimplikasi bahwa semua guru dapat diserahi tugas melaksanakan pelayanan BP.

Periode IV : Konsolidasi

Pada periode ini IPBI berusaha keras mengubah kebijakan bahwa pelayanan BP itu dapat dilaksanakan oleh semua guru. Periode ini ditandai oleh 1. Diubahnya secara resmi kata penyuluhan menjadi Konseling (BK) 2. Pelayann BK disekolah hanya dilaksanakan oleh guru pembimbing yang secara khusus ditugasi untuk itu 3.mulai diselenggarakan penataran untuk guru-guru pembimbing 4.mulai adanya formasi untuk pengangkatan guru BK 5. Pola pelayanan BK disekolah dikemas dalam BK pola 17 6. Dikembangkannya sejumlah panduan pelayanan BK disekolah yang lebih operasional oleh IPBI.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dilakukannya SK Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan

Periode V : Lepas Landas

Setelah masa konsolidasi terdapat beberapa peristiwa yang dapat dijadikan tonggak bagi pengembangan profesi konseling menuju era lepas landas, yaitu 1. Penggantian nama organisasi profesi dari IPBI menjadi ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) 2. Lahirnya UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 yang didalamnya termuat ketentuan bahwa konselor termasuk salah satu jenis tenaga pendidik (Bab 1 pasal 1 ayat 4) 3. Kerjasama pengurus besar ABKIN dengan DIKTI Depdiknas tentang standarisasi profesi konseling 4. Kerjasama ABKIN dengan direktorat PLP dalam merumuskan kompetensi guru pembimbing (Konselor) SMP dan sekaligus memberikan pelatihan kepada mereka.
Untuk lebih memantapkan bimbingan dan Konseling sebagai suatu profesi, dewasa ini banyak kegiatan yang dilakukan, baik yang berupa seminar, lokakarya, maupun penerbitan buku dan jurnal. Pada Desember 2003 ABKIN telah menyelenggarakan Konvensi Nasional XIII  yang diisi dengan kegiatan seminar dan lokakarya yang bertemakan “Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia Menuju kea rah standar Internasional”.
Beberapa persoalan dalam penyelenggaraan program bimbingan dan Konseling sampai saat ini diantaranya adalah :
1.      Masih terdapat kesenjangan rasio konselor
2.      Dampak kesenjangan tersebut disekolah tertentu tidak ada guru pembimbingnya , tidak seimbang dengan banyaknya siswa, tidak jarang kepala sekolah mengangkat guru maple
3.      Pengangkatan guru mata pelajaran menjadi guru pembimbing  memberikan dampak yang kurang baik. Program BK dianggap sebagai kegiatan pelengkap disekolah yang tidak perlu dilakukan secara professional, karena siapapun bias melaksanakannya.
4.      Secara hukumbelum terproteksi oleh kode etik yang kokoh yang memberikan jaminan bahwa hanya lulusan pendidikan konselor yang bias mengemban tugas memberikan layanan bimbingan konseling
5.      Bimbingan dan Konseling masih belum familier dimasyarakat.

Comments

Popular posts from this blog

Hakikat Profesi BK

Definisi dan Jenis Layanan BK